Manado, Sulut|Waspada24.com
Oleh: Ridwan. L
Niat baik Presiden Prabowo Subianto mewujudkan generasi emas Indonesia melalui program strategis Makanan Bergizi Gratis (MBG) tak ayal menuai beragam respons. Selasa (30/9/25)
Di tengah optimisme sebagian pihak, program yang bertujuan mulia ini justru diwarnai sikap sinis, pesimis, dan nyinyir dari kelompok lainnya.
Dinamika ini menunjukkan bahwa program sebesar MBG tidak serta merta diterima dengan tangan terbuka.
Gelombang skeptisisme itu kian menemukan alasannya menyusul maraknya laporan kasus keracunan yang terjadi dalam pelaksanaan program MBG.
Insiden ini tidak hanya menyentak publik tetapi juga menjadi ujian kredibilitas pertama bagi inisiatif pemerintah yang baru berjalan.
Kejadian tersebut mencoreng esensi program yang sejatinya dirancang untuk menyehatkan, bukan malah membahayakan.
Merespons hal tersebut, desakan untuk melakukan evaluasi ketat dan menyeluruh kini kian mengemuka.
Sementara itu, Presiden Prabowo didesak untuk mengambil langkah korektif guna menghentikan kasus keracunan makanan yang telah menimpa penerima manfaat.
Tindakan ini dianggap penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan memastikan keselamatan menjadi prioritas utama.
Evaluasi mendalam harus difokuskan pada yayasan-yayasan yang ditunjuk sebagai operator dapur dan para pengelolanya.
Pemerintah perlu melakukan investigasi menyeluruh terhadap track record setiap pihak yang terlibat.
Kekhawatiran akan adanya “penyusup” yang dengan sengaja melakukan sabotase untuk membentuk opini publik negatif dan menjatuhkan Presiden Prabowo harus diantisipasi secara serius.
Spekulasi lain yang turut berkembang adalah adanya praktik monopoli dan upaya memperkaya diri di balik program ini.
Masyarakat dihebohkan oleh rumor tentang indikasi korupsi yang melibatkan petinggi Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Modus yang diduga kuat berkaitan dengan manipulasi penetapan yayasan dan monopoli titik distribusi dapur.
Lebih lanjut, beredar temuan mengejutkan mengenai adanya dapur fiktif serta praktik jual-beli titik dapur yang diduga melibatkan orang dalam.
Penyimpangan semacam ini, jika terbukti, bukan hanya merugikan negara secara finansial tetapi juga mengkhianati amanat konstitusi dan meracuni niat baik program.
Di tengah berbagai tantangan dan kontroversi ini, dukungan terhadap esensi Program MBG harus tetap dijaga.
Manfaatnya yang sangat besar bagi kesehatan dan masa depan anak Indonesia menjadi alasan utama untuk terus memperjuangkan kesuksesan program ini.
Perbaikan sistem, transparansi, dan akuntabilitas mutlak diperlukan agar cita-cita mewujudkan generasi emas tidak ternodai oleh kepentingan dan kelalaian segelintir oknum.
(Penulis adalah seorang politisi, Aktivis juga jurnalis Sulut.)



































