Kutacane, Aceh Tenggara – Kondisi ruas jalan di Desa Lawe Serke menuju Desa Suka Damai dan Lawe Sigala, Kecamatan Lawe Sigala Sigala, Aceh Tenggara, masih memprihatinkan. Beberapa titik jalan terlihat rusak parah dan berlubang, bahkan badan jalan nyaris hancur total. Kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya perbaikan dari pemerintah daerah setempat.
Pantauan Waspada24.com pada Kamis (20/8/2025), sebagian besar badan jalan terlihat tidak hanya rusak, tetapi juga dipenuhi rumput dan semak belukar di pinggirnya. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pengguna jalan karena rawan menimbulkan kecelakaan, terutama bagi pengendara roda dua dan kendaraan kecil.
Andi (50), warga Desa Suka Damai, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi jalan yang belum juga diperbaiki. Ia menekankan pentingnya akses jalan yang layak bagi aktivitas sehari-hari masyarakat.

“Kami berharap pemerintah segera melakukan perbaikan jalan ini. Selain itu, pembersihan badan jalan dari semak dan rumput juga sangat dibutuhkan. Jalan ini sangat penting bagi masyarakat karena menghubungkan beberapa kecamatan. Apalagi, di Desa Lawe Serke ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dibangun pemerintah, dan masyarakat juga mengalami kesulitan membawa hasil pertanian,” ujar Andi.
Menurutnya, perbaikan jalan bukan sekadar untuk kenyamanan berkendara, tetapi juga berdampak langsung terhadap perekonomian lokal. “Ketika akses jalan lancar, otomatis aktivitas masyarakat dan distribusi hasil pertanian bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.
Selain kerusakan badan jalan, beberapa jembatan di jalur tersebut, seperti oprit Jembatan Pantai Dona, juga masih belum diperbaiki sejak terendam banjir beberapa tahun lalu. Hal ini menjadi perhatian masyarakat agar pemerintah daerah segera mengalokasikan dana perbaikan untuk infrastruktur yang rusak, baik jalan maupun jembatan.


Andi juga menyinggung program visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tenggara yang menekankan perbaikan di berbagai sektor, termasuk pengendalian banjir, peningkatan kualitas jalan, serta sistem pengelolaan air limbah perkotaan dan perdesaan. Menurutnya, fokus perbaikan harus diarahkan pada titik-titik paling rawan yang sering digenangi air.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Aceh Tenggara melalui laporan kinerja menyatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan dan spesifikasi pekerjaan. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa titik yang membutuhkan perhatian lebih karena merupakan lokasi paling rawan kerusakan dan genangan air.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti kondisi ini agar akses jalan dapat mendukung aktivitas sosial dan ekonomi warga secara optimal.
Laporan: M. Jeni



































