Konflik Manusia dan Harimau Meningkat di Aceh Tenggara: Warga Resah Akibat Ternak Sapi Jadi Sasaran Empuk

WASPADA 24

- Redaksi

Selasa, 10 Juni 2025 - 11:35 WIB

50629 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kutacane – Warga Desa Mendabe, Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara, kini hidup dalam kecemasan menyusul serangkaian serangan harimau Sumatra (Panthera tigris sumatra) terhadap ternak sapi mereka. Puncaknya, pada Sabtu, 7 Juni 2025, seekor sapi milik Iwan (50), seorang ASN yang juga warga setempat, menjadi korban keganasan raja rimba ini.

Laporan mengenai kejadian ini langsung disampaikan kepada Bupati Aceh Tenggara, Muhammad Salim Fakhry, saat acara santai “ngopi bareng” bersama sejumlah wartawan di Warkop Ahai 2, Senin, 9 Juni 2025. Iwan, dengan nada khawatir, menuturkan bahwa serangan harimau terhadap ternak di kawasan perkebunan karet Desa Mendabe bukanlah kejadian baru.

“Ini sudah yang keenam kalinya sejak tahun 2022. Kami menemukan sapi dalam kondisi mati dengan luka gigitan di ekor. Kuat dugaan, ini adalah serangan harimau, kemungkinan masih anak harimau,” ungkap Iwan.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kejadian ini memicu keresahan mendalam di kalangan warga. Mereka khawatir jika konflik antara manusia dan harimau ini terus berlanjut tanpa solusi yang jelas, bukan hanya ternak yang menjadi korban, tetapi juga keselamatan jiwa mereka saat bekerja di kebun.

Mendengar keluhan warga, Bupati Muhammad Salim Fakhry bergerak cepat. Ia langsung menghubungi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh Tenggara.

“Saya sudah berkomunikasi dengan pihak terkait agar masyarakat yang berkebun di sana tidak resah. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” tegas Bupati.

Bupati juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar pemukiman Gunung Mendabe. Ia menambahkan bahwa tim dari TNGL telah berada di lokasi sejak kemarin dan mendirikan pos pantau untuk mengantisipasi pergerakan harimau Sumatra yang meresahkan ini.

Kepala BKSDA Aceh Tenggara, Suherman, membenarkan adanya laporan dari masyarakat terkait harimau yang berkeliaran di kawasan perkebunan warga. Ia juga mengonfirmasi bahwa harimau tersebut telah memangsa sapi milik warga.

“Tim kami telah melakukan patroli dan memantau keberadaan harimau. Kami menggunakan metode mengusir satwa buas itu dengan letusan mercon, baik pada malam hari maupun siang hari di sekitar kebun warga,” jelas Suherman.

Suherman juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan: Berangkat ke kebun secara berkelompok, tidak pergi terlalu pagi dan tidak pulang terlalu sore dan tidak membiarkan ternak sapi atau unggas berkeliaran di kawasan perkebunan.

Konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya harimau Sumatra, memang menjadi tantangan tersendiri di Aceh Tenggara. Alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan permukiman, serta perburuan liar, diduga menjadi penyebab utama hilangnya habitat alami harimau dan berkurangnya ketersediaan mangsa.

Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya mitigasi konflik perlu dilakukan secara komprehensif: Peningkatan patroli dan pengawasan, Sosialisasi dan edukasi, Pengembangan program pemberdayaan masyarakat dan Restorasi habitat.

Dengan upaya mitigasi konflik yang tepat, diharapkan harmoni antara manusia dan harimau Sumatra di Aceh Tenggara dapat terwujud, sehingga kelestarian satwa liar yang dilindungi ini dapat terjaga untuk generasi mendatang. (Jeni)

Berita Terkait

Ruas Jalan Medan–Kutacane di Aceh Tenggara Rusak Parah, Warga Desak Perbaikan Segera
Satresnarkoba Polres Aceh Tenggara Ringkus Dua Petani di Lawe Alas, Simpan Sabu Siap Edar di Pondok Kebun
Bupati Fakhry Lantik 4 Pejabat Eselon II, Tegaskan Komitmen Kinerja dan Integritas
Diduga Abaikan K3, Proyek Revitalisasi SMA Negeri 1 Lawe Alas Disorot — Kepala Sekolah WY Bisa Dijerat UU
Lampu Jalan di Jalur Dua Aceh Tenggara Padam, Warga Resah
dr. Ike Yoganita Bangun Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua IDI Aceh Tenggara Periode 2025–2028
Ruas Jalan Lawe Serke di Aceh Tenggara Memprihatinkan, Warga Mendesak Perhatian Pemerintah Daerah
Diciduk,Pengedar Sabu Dan Pemilik Ganja Polres Agara Bongkar Jaringan Hingga ke Bukit Tusam

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 23:13 WIB

Menteri Keuangan Gaya Koboi: Purbaya Jadi Figur Alternatif, Ungkap Masalah Dana Mengendap hingga Proyek Bermasalah

Selasa, 21 Oktober 2025 - 22:40 WIB

Ketegasan dan Konsistensi Purbaya Ungguli Gibran dan KDM yang Hanyut dalam Politik Gaya dan Visual

Selasa, 21 Oktober 2025 - 06:34 WIB

Demo 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Berjalan Aman, Massa Aksi Tegaskan Tuntutannya

Senin, 13 Oktober 2025 - 15:39 WIB

BPN Kepri Gencarkan Transformasi Layanan, Perkuat SDM dan Jalin Sinergi Strategis dengan BRI

Kamis, 25 September 2025 - 09:35 WIB

Demo Hari Tani Nasional Berjalan Lancar, Petani Tegaskan Tuntutan Reforma Agraria

Jumat, 19 September 2025 - 14:45 WIB

Sekolah Rakyat, Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

Kamis, 11 September 2025 - 07:25 WIB

Laporan Kemhan ke Dewan Pers, Dinilai Langkah Mundur bagi Demokrasi

Kamis, 4 September 2025 - 01:32 WIB

Habib Bahar Mengajak Rakyat Indonesia Bersatu di Atas Perbedaan Agama dan Suku

Berita Terbaru