waspada24.com
KARO – Pasca musibah bencana alam tanah longsor yang terjadi di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo di bulan Desember 2024 lalu, menggugah rasa keprihatinan yang mendalam dari berbagai kalangan.
Khususnya terhadap para korban terdampak bencana tanah longsor hingga ada beberapa warga korban yang rumahnya mengalami kerusakan berat, sedang dan juga ada yang terpaksa kehilangan tempat tinggal disapu material longsor.
Masih melekat di ingatan kita, sebagai bentuk rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap sesama, Salman Tanjung S.Sos Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sumut menyempatkan diri berkunjung ke desa Doulu menemui para korban bencana dan juga tampak ada menyerahkan sumbangan materi sebesar Rp. 48.065.000,- diserahkan kepada pihak pemerintahan desa Doulu seraya berharap agar bantuan tersebut disalurkan kepada para keluarga korban yang terdampak bencana alam tanah longsor.
Mirisnya, hingga saat ini uang sumbangan yang diserahkan melalui Kepala Desa Dolu Emil Justin Ginting, diketahui belum disalurkan kepada para korban bencana alam tanah longsor,
Mirisnya lagi, sebagian uang sumbangan yang sejatinya dibagikan kepada para korban bencana malah disumbangkan ke pihak sekolah SD negeri desa doulu yang katanya dibelanjakan untuk alat drumband sebesar Rp, 13.000.000,- sisanya masih disimpan di laci meja kantor pemerintah desa Doulu.
Hal itu diketahui, berdasarkan adanya pengakua Justin Ginting Kepala pemerintahan desa doulu, saat diminta keterangan oleh wartawan.
“Ya benar, sisanya memang belum diserahkan kepada warga terdampak bencana alam tanah longsor, sebagian sudah kami belikan alat drumband untuk sekolah SD , ini sisanya masih di laci meja saya,” Kata kades rada emosi, sambil memperlihatkan sisa uang yang diambil dari laci mejanya, terbungkus di dalam plastik asoy warna hitam.
Masih ditempat yang sama, saat ditanya lagi terkait adanya laporan bahwa ada salah satu warga Desa Doulu yang sampai saat ini belum mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintahan Desa Doulu.Kades mengakui, kemarin sudah kita berikan, tapi dipulangkan lagi.
Dilain tempat, tim media Sabtu (15/2/2025) mencoba meminta tanggapan dari Kacabdis Salman S. Sos MAP. Salman terkejut mendengar hal tersebut, sumbangan yang di kumpulkan dari sejumlah guru – guru dan siswa/siswi itu tidak digunakan untuk semestinya. Menurut Salman sumbangan itu seharusnya di gunakan ke dapur umum pada saat itu. Saat bencana longsor tersebut kan banyak warga yang nginap di kantor Desa. “Kenapa dibelikan drumband,” ucapnya. “Udah salah itu tutup Kacabdis.”(RSM)