Minut, Sulut|Waspada24.com
Kapolres Minahasa Utara (Minut), AKBP Auliya Rifqie A. Djabar, S.I.K., M.Si., kembali menunjukkan pendekatan kepemimpinan yang tidak biasa dan humanis, Jumat (31/10/25).
Dikenal karena kedekatannya dengan anggota, Kapolres memilih menggelar sesi pengarahan dengan cara duduk lesehan di lobi Mapolres Minut.
Metode ini sengaja dipilih untuk menciptakan iklim komunikasi yang santai dan setara antara pimpinan dan jajaran.
Suasana pertemuan tersebut berlangsung sangat sederhana dan penuh keakraban. Tanpa sekat meja dan kursi, AKBP Auliya Rifqie Djabar bersama sejumlah Pejabat Utama (PJU) duduk melingkar sejajar dengan para personel.
Momen lesehan ini bukan sekadar simbol, melainkan sebuah cerminan filosofi kepemimpinan yang menempatkan kebersamaan dan kekeluargaan sebagai fondasi utama dalam menjalankan tugas kepolisian sehari-hari.
Dalam arahannya, Kapolres Minut secara khusus menyoroti beberapa poin penting yang wajib ditingkatkan oleh seluruh anggota.
Beliau menekankan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik, penguatan kedisiplinan, dan pentingnya ketuntasan dalam setiap pekerjaan, menghindari penundaan.
Selain itu, pesan kunci yang disampaikan adalah tugas kepolisian melampaui sebatas penegakan hukum, namun berfokus utama pada penciptaan rasa aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat Minahasa Utara.
Uniknya, sesi ini tidak hanya berisi monolog dari pimpinan. Kapolres secara aktif membuka ruang diskusi dan dialog, memberikan kesempatan luas bagi personel untuk menyampaikan berbagai ide, masukan konstruktif, hingga kendala teknis yang mereka hadapi di lapangan maupun dalam lingkup pekerjaan.
Interaksi yang hangat dan cair ini mengukuhkan citra Kapolres sebagai sosok yang tidak hanya memberi perintah, tetapi juga bersedia mendengarkan dan memahami tantangan yang dihadapi anggotanya.
Respon positif datang dari jajaran personel. Mereka mengaku merasa lebih dihargai dan didengar dengan adanya pola kepemimpinan seperti ini, yang secara langsung berdampak pada peningkatan motivasi kerja.
Lesehan sederhana ini telah menjadi simbol bahwa seorang pimpinan hadir bukan hanya di depan sebagai komandan, melainkan juga di tengah-tengah anggota untuk memperkuat, mendukung, dan menjaga kekompakan tim secara keseluruhan dalam menjalankan tugas menjaga Kamtibmas. (74M)



































