Jakarta, 22 Maret 2025 – Dalam acara buka puasa bersama Al-Quds Volunteers Indonesia (AVI) bertajuk “Silaturrahmi Tokoh dan Lembaga Indonesia untuk Palestina”, Suhu Jimmu Goh/Mahabhiksu Gunabadra, Ketua Umum Ssngha Mahayana, menyampaikan pentingnya kepedulian terhadap Palestina, khususnya dari sudut pandang ajaran Buddha. Acara yang dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI M. Anis Matta, KH Bahtiar Nasir, Deni Syahid, dan tokoh-tokoh lainnya ini menekankan solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Palestina.
Suhu Jimmu Goh menegaskan bahwa membela Palestina sejalan dengan amanat UUD 1945. Beliau memaparkan bagaimana ajaran Buddha, dengan prinsip-prinsip cinta kasih universal (mettā), kasih sayang (karuṇā), dan tanpa kekerasan (ahimsa), mendorong umat Buddha untuk turut serta dalam upaya perdamaian dan meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Konflik berkepanjangan di Palestina, menurut Suhu Jimmu Goh, merupakan pelanggaran terhadap prinsip ahimsa. Penderitaan yang dialami rakyat Palestina, baik secara fisik maupun struktural, menuntut respons nyata dari umat Buddha. Lebih lanjut, beliau menjelaskan konsep pratītyasamutpāda (ketergantungan timbal balik) sebagai pemahaman penting untuk menemukan solusi yang berkelanjutan dan adil bagi konflik tersebut. Bukan hanya simpati, tetapi juga upaya memahami akar permasalahan yang menjadi kunci penyelesaian konflik.
Praktik karuṇā, lanjut Suhu Jimmu Goh, mengajak umat Buddha untuk bertindak aktif, baik melalui donasi, advokasi, maupun penyebaran kesadaran akan situasi di Palestina. Sementara itu, mettā, atau cinta kasih universal, diharapkan dapat mengirimkan energi positif untuk perdamaian dan penyelesaian yang adil bagi semua pihak yang terlibat.
Sebagai penutup, Suhu Jimmu Goh menyerukan umat Buddha untuk mengambil peran aktif dalam mewujudkan perdamaian di Palestina, dengan memanfaatkan platform masing-masing untuk meningkatkan kesadaran, berdonasi kepada organisasi kemanusiaan yang terpercaya, dan mendorong dialog damai.
Masyarakat dunia tidak boleh menutup mata dan telinga terhahadap penderitaan rakyat Palestina. Kepedulian terhadap Palestina, bukan sekadar pilihan, melainkan tanggung jawab moral bagi setiap masyarakat dunia khususnya umat Buddha.